Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Wamendukbangga tekankan pentingnya perketat SOP di dapur SPPG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 02:32:55【Kabar Kuliner】200 orang sudah membaca
PerkenalanWakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Ber

Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/BKKBN) Isyana Bagoes Oka menekankan pentingnya memperketat standar operasional prosedur (SOP) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki,” kata Isyana Bagoes Oka di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, sudah ada SOP yang diterapkan di dapur SPPG yang mengolah makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Namun, di lapangan masih ditemukan penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan massal setelah menyantap menu MBG.
“SOP ada, biasanya kalau terjadi kasus karena ada SOP yang ngak dijalankan,” ucapnya.
Mantan jurnalis televisi itu menambahkan awal Oktober 2025 pihaknya telah melakukan rapat koordinasi terkait permasalahan MBG bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Pengelola SPPG di Lebak pasok bahan baku MBG dari luar
Adapun salah satu topik pembahasan, lanjut dia, adalah terkait sertifikasi yang wajib dipenuhi oleh SPPG, salah satunya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk program MBG.
“Saat ini SPPG yang belum punya (SLHS) harus mengurus dan sekarang sedang diurus (sertifikat),” katanya.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan surat edaran tentang percepatan penerbitan SLHS kepada SPPG.
Baca juga: Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, serta kepala kantor pelayanan dan SPPG di seluruh Indonesia.
Sementara itu, hingga pertengahan September 2025, Kemenkes melaporkan sedikitnya 60 kasus dengan 5.207 penderita dari insiden keracunan menu MBG.
Baca juga: BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
Sedangkan, BPOM mencatat 55 kasus dengan 5.320 penderita, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus keracunan MBG terbanyak.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Gizi Nasional (BGN), sebanyak 198 SPPG) telah memiliki SLHS per 30 September 2025.
Baca juga: Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
Baca juga: BGN tugaskan 5.000 juru masak profesional untuk bina SPPG
Suka(1)
Artikel Terkait
- Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak
- Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat
- Langkah strategis lindungi warisan budaya dari klaim negara tetangga
- Uji nyali makan menu seram sambil jelajah labirin berhantu
- BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
- Human Initiative distribusikan 216 tenda bagi warga Palestina
- Waspadai akrilamida, zat berbahaya pemicu kanker di makanan harian
- BNPB salurkan bantuan Rp32,6 miliar untuk Aceh selama 2023
- BPOM beri izin edar insulin aspart perluas akses pengobatan inovatif
- Bupati Banyuwangi ingatkan SPPG utamakan kualitas makanan program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Menemukan Shanghai tempo dulu di Jakarta Pusat

Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat

Anggota Komisi XIII DPR RI dorong penguatan pengawasan industri AMDK

Pemkab Tangerang percepat penerbitan SLHS untuk SPPG

Puluhan tenaga SPPG di Semarang dilatih pengelolaan pangan halal

BGN ingatkan SOP pengolahan bahan baku MBG untuk cegah keracunan

Makanan yang mampu mencegah kram otot saat olahraga

Mo Mo si Gajah rayakan ulang tahun ke